Kamis, Mei 16, 2013

Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam



            Lidah termasuk kenikmatan dari Allah dan ciptaan-Nya yang halus bagi manusia. Bentuk kecil tetapi besar ketaatannya. Bahkan besar pula dosa yang ditimbulkan. Kukufuran itu bisa diketahui karena lidah seseorang mengeluarkan kata-kata.
      Ilmu yang didapat dari seseorang juga dari lidah (ucapan). Telinga tak akan bermanfaat jika tidak berfungsi mendengar. Meskipun bermanfaat untuk mendengar, namun jika lidah tidak berfungsi, maka manfaatnya akan berkurang.
          Lidah dapat menyelamatkan manusia dan kadang pula dapat mencelakakan. Lidah dapat mengantar manusia pada kehadirat Allah. Namun bisa pula menghalanginya, bahkan mengantarkan seseorang ke jurang neraka.


 Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam

            Lidah itu mengandung bahaya yang cukup besar. Seseorang akan bisa selamat dari ancaman bahaya itu jika ia memilih diam. Karena itu agama sangat memuji orang yang diam daripada berbicara tanpa makna. Rasulallah saw. Bersabda, ‘Barangsiapa diam pasti selamat.”
        
   
         Dalam riwayat Abu Manshur Ad Dailami dari Ibnu Umar dijelaskan bahwa Rasulallah saw. Bersabda, “Diam itu keteguhan dan sedikit orang yang melakukannya.”
          
        Uqbah pernah bertanya kepada Rasulallah, “Ya Rasul, apakah keselamatan itu?” Rasulallah menjawab, “Tahanlah lidahmu, hendaklah rumahmu memberi kebebasan bagimu dan menangislah atas kesalahanmu!”
         
      Dari Sahl bin Saad As Saidi menerangkan bahwa Rasulallah saw. bersabda, “Barangsiapa menahan diantara jenggot dan kakinya (mulut dan kemaluannya), maka aku menjamin dia masuk surga.”
          
        Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Rasulallah saw. bersabda, “Barangsiapa menjaga dari kejahatan qabqabnya, dzab-dzabnya, dan laq-laqnya, pasti ia telah menjaga dari kejahatan semuanya.” Qabqab adalah perut, dzab-dzab adalah kemaluan dan laq-laq adalah lidah. Syahwat yang tiga macam inilah yang dapat mencelakakan kebanyakan manusia.
       
      Rasulallah saw. pernah ditanya sejauh manakah amalan atau sikap yang dapat memasukkan seseorang kedalam surga. Maka beliau saw. menjawab, “Takwa kepada Allah dan baik budipekertinya.” Dan beliau saw. ditanya tentang sejauh manakah yang dapat memasukkan ke dalam neraka?” Dijawabnya, “Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan.”

      Yang dimaksudkan mulut dalam hadits tersebut adalah lidah (lisan/pembicaraan). Bisa juga diartikan perut karena ada hubungan antara mulut (untuk memasukkan makanan) dengan perut (yang menerima makanan).

        Abdullah Ats Tsaqafi pernah bertanya kepada Rasulallah, “Wahai Rasulallah ceritakan kepadaku tentang suatu masalah yang dapat kupakai sebagai pedoman!” Rasulallah saw. berkata, “Katakanlah: Tuhanku adalah Allah, kemudian engkau hendaknya beristiqamah.” Kemudian Abdullah Ats Tsaqafi bertanya lagi, “Apa yang engkau khawatirkan terhadapku?” Rasulallah memegang lidahnya sambil berkata, “Ini!”

       Diriwayatkan dalam hadis At Thabrani bahwa Muadz pernah bertanya kepada Rasulallah, “Wahai Rasul, perbuatan apakah yang paling utama?” Rasulallah kemudian mengerluarkan lidah dan meletakkan jari diatasnya.”

          Dari Anas bin Malik ra. Bahwa Rasulallah saw. pernah bersabda, “Tidaklah istiqamah iman seseorang sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak istiqamah hatinya sehingga istiqamah lidahnya. Dan tidak masuk ke dalam surga, orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.”

            Suatu ketika Abu Bakar menjulurkan lidahnya di hadapan Umar bin Khathab. Lalu bertanya, “Mengapa engkau mengeluarkan lidahmu?” Abu Bakar menjawab, “Inilah yang membawaku pada kebinasaan. Karena Rasulallah pernah bersabda, “Tidak satu pun dari tubuh kecuali mengadu kepada Allah mengenai lidah karena ketajamannya.”

            Dari Umar ra. Bahwa Rasulallah saw. bersabda, “Barangsiapa mencegah lidahnya, pasti Allah menutupi auratnya, barangsiapa menahan kemarahannya, pasti Allah melindunginya dari siksaNya, dan barangsiapa mengemukakan alasan kepada Allah, pasti Allah menerima alasannya.”

          Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa suatu ketika Muadz berkata kepada Rasulallah, “Wahai Rasul, berilah aku wasiat!” Rasulallah saw. bersabda, “Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihatNya dan hitunglah dirimu dalam golongan orang-orang yang mati. Kalau kamu mau, maka aku beritahukan kepadamu sesuatu yang lebih menguasai bagimu daripada ini semuanya.” Kemudian beliau saw. memberi isyarat dengan tangan kepada lidahnya.”
  
           Dari Sufyan bin Sulaiman bahwa Rasulallah saw. pernah bersabda, “Maukah kalian kuberitahu tentang ibadah yang paling ringan dan mudah? Yaitu diam dan baik budipekerti.”
  
           Dari Al Barra’ bin Azib bahwa suatu ketika orang dusun menemui Rasulallah saw. Ia berkata, “Tunjukkanlah aku tentang amalan apakah yang dapat memasukkan aku ke dalam surga?” Rasulallah saw. menjelaskan, “Berikanlah makanan terhadap orang yang lapar, berilah minum pada orang yang haus, perintahkanlah kebaikan dan cegahlah dari perbuatan buruk. Kalau kamu tidak sanggup demikian, maka cegahlah lidahmu kecuali untuk kebaikan.”[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar