Perdebatan dan bantah-bantahan adalah larangan, sebgaimana sabda
Nabi saw. “Janganlah kamu membantah saudaramu, janganlah kamu bersenda gurau
dengannya dan janganlah kamu memberi janji kepadanya dengan suatu janji, lalu
kamu tidak menepatinya.”
Rasulallah saw. bersabda,
“Tinggalkanlah berbantah-bantahan, karena berbantah-bantahan tidak dapat
dipahami hikmahnya dan tidak dapat dijamin keamanan fitnahnya.”
Rasulallah saw. bersabda,
“Barangsiapa meninggalkan berbantah-bantahan, sedangkan ia itu benar, maka
dibangunlah baginya rumah di surga yang tinggi. Barangsiapa meninggalkan
perbuatan berbantah-bantahan sedangkan ia itu salah, maka dibangunlah baginya
rumah di tengah-tengah surga.”
Dari Umi Salamah ra. bahwa
Rasulallah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang pertama diberitahukan kepadaku dan
dilarang darinya setelah menyembah berhala dan meminum khamer adalah menantang
orang (untuk berdebabat).”
Rasulallah saw. bersabda, “Suatu
kaum menjadi sesat jika mendatangi perdebatan (terlibat dalam perdebatan).
Rasulallah saw. besabda, “Seseorang
tidak akan sempurna hakikat keimanannya jika ia tidak meninggalkan
berbantah-bantahan, meskipun ia benar.”
Rasulallah saw. bersabda, “Enam
perkara yang dapat menjadikan seseorang sampai kepada hakikat iman. Yaitu
berpuasa pada musim panas, memukul musuh Allah dengan pedang, menyegerakan
shalat pada hari hujan hujan yang terus-menerus, bersabar dalam menghadapi
bencana, menyempurnakan wudhu pada tempat yang tidak disukai dan meninggalkan
berbantah-bantahan padahal ia benar.”
Zubair berkata kepada puteranya,
“Janganlah kamu berdebat dengan seseorang lalu menggunakan Al-Quran, karena
kamu tidak mampu menghadapi mereka, tetapi haruslah engkau gunakan sunah saja.”
Muslim bin Yasar berpesan, “Jauhilah
berbantah-bantahan. Sebab berbantah-bantahan itu adalah kebodohan ulama dan
setan mengharapkan mereka tergelincir.”[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar